Senin, 23 September 2013

Tentang bocah putih biru dan angkot abu-abu

Assalaamu'alaykum sahabat :)
Malam ini, izinkan saya berbagi kisah yang sempat memenuhi pikiran saya.

Sahabat, percayakah kamu bahwa semua yang terjadi dalam kehidupan kita adalah rencana-Nya? Skenario-Nya? Percayakah bahwa semua yang terjadi di dunia ini tidak ada yang kebetulan? Dan semua yang terjadi itu pasti memiliki pesan atau hikmah atau sinyal dari-Nya?

Jika ya, maukah kau membantuku untuk menemukan salah satu pesan atau sinyal tersebut? :)

***
Kisah ini dimulai saat aku pulang selepas mengajar privat seorang siswa kelas 6 SD di daerah M. Ramdhan (dekat PT. INTI Bandung). Hari itu sekitar jam setengah 6 sore. Aku bergegas pulang menggunakan angkutan umum jurusan cijerah-ciwastra yang berwarna abu-abu, bergaris putih dan hijau.
Begitu masuk, berbagai jenis orang ada di sana. Dari siswa SMP, SMA, sampai yang berbaju bebas, yang aku pun tak tahu apakah mereka kerja atau sekedar main. Yang jelas, jam setengah enam umumnya merupakan waktu pulang para karyawan dan anak-anak sekolah.

Salah dua dari penumpang angkutan tersebut adalah dua orang siswa SMP yang sedang asyik makan jajanan mereka (saya lupa apa makanannya) sambil ngobrol seru. Tapi kurasa, siswa tersebut bukan siswa SMP biasa.
Apalagi yang bertas hitam (atau birutua ya?saya lupa) dan bergambar mulut ikan hiu itu. Gaya rambut dan garis wajahnya menampakkan usia yang lebih tua daripada penampakan celana biru yang ia pakai. Gaya bahasa dan isi bicaranya pun demikian. Satu lagi, mohon maaf, bila aku melihatnya, tiba-tiba aku teringat dengan anak-anak punk yang sering nongkrong di pinggir jalan. Waktu itu aku pikir, anak semuda ini, sudah bergaya seperti ini? Wah, pergaulan memang makin gawat.

Sampai di dekat terminal leuwi panjang, aku pun turun untuk mengganti angkot. Meninggalkan seluruh penumpang angkutan dan tentunya dua anak itu.

Beberapa hari kemudian, di waktu yang sama dan selepas momen yang sama, saya kembali menaiki angkot abu-abu itu. Dan apa yang terjadi? Saya bertemu kembali dengan anak itu!
Kali ini ia bersama temannya, tapi aku tak memperhatikan apakah itu teman yang sama dengan yang sebelumnya atau bukan? Yang jelas, lagi-lagi anak itu mengobrol seru sambil memakan jajanan yang ia beli. Tanggapanku tetap sama, hmm.. gawat juga anak semuda ini udah termakan gaya pergaulan yang lebih dewasa, yang kupikir belum lazim untuk anak seusia mereka. Aku jadi sedikit sedih. Tapi mudah-mudahan rokok atau yang lainnya yang lebih buruk belum menyentuh anak-anak ini.

Jadwal lesku datang lagi. Dan lagi-lagi ketika aku pulang, aku bertemu dengannya, di angkutan yang sama. Kal ini ia sendiri. Ia terlihat begitu santai dan tanpa beban. Pada saat inilah, aku mulai berpikir. Aku sudah tiga kali bertemu dengannya, di angkutan yang sama, di kisaran waktu yang sama. Aku yakin.. pasti ada sesuatu di balik skenario ini. Tak mungkin ini semua hanya kebetulan! Tapi, apa sesuatu itu? Hikmah apa yang ingin Allah sampaikan kepadaku? SINYAL apa yang ingin Allah berikan kepadaku? Apakah mungkin, di kemudian hari, anak ini akan menjadi seseorang yang penting untukku? ATau mungkin, anak ini harus kuajak untuk menjadi adik binaan ku dan teman-temanku di KARISMA ITB (Keluarga Remaja Islam Salman ITB), yang memang bergerak di bidang pembinaan remaja? Atau aku sendiri yang diminta Allah untuk memberikan sesuatu buat hidupnya, memberikan sesuatu manfaat atau suatu yang positif, begitu? Hmm, aku tak tahu, Itu semua masih rahasia-Nya. Tapi satu hal yang aku YAKINI saat itu adalah: YA, ada sesuatu. Ada suatu pesan atau SINYAL dari-Nya. Sinyal tentang 'hubungan'-ku dengan si anak ini. Karena sekali lagi, aku yakin ini semua sudah ia rancang sedemikian rupa. Pertemuan kami yang hingga tiga kali, di tempat dan kisaran waktu yang sama, saya yakin, sama sekali bukan merupakan kebetulan. Semua pasti sudah dirancang-Nya!

Apalagi ada tambahan peristiwa yang begitu mengagetkanku sore itu!
Saat angkot sudah berjalan beberapa menit, tiba-tiba masuk seorang pemuda jalanan. Karena sedikit penuh, ia langsung duduk di pintu. Pemuda itu sangat mengagetkanku, karena penampilannya - mohon maaf - seperti orang yang -ah entah apa namanya - sedang sakau atau habis make atau, fly mungkin lebih tepat.... serius, dan di detik ini, saya ketakutan. Baru pertama kali ini saya melihat sendiri penampakan seperti itu.
Siswa SMP itu pun demikian. Ia memang tak menunjukkan mimik ketakuan yang besar, tapi jelas terlihat dari gesturenya bahwa ia kaget dan heran dengan kehadiran lelaki itu. sekali-kali ia melirik heran ke arah lelaki yang tiba-tiba mengeram sendiri, tiba-tiba lemas sendiri di pintu angkot sambil bersenderan. Tapi beberapa menit kemudian, ia sudah tak ambil pusing dengan lelaki itu. Ia duduk seperti biasa, selayaknya tak ada kejadian apa-apa. Tinggal aku yang masih ketakutan, bagaimana nanti ketika aku turun, jangan2 dia mengejarku (serem-_-).

Peristiwa ini jelas makin membuatku berpikir. Adakah pemuda tadi ada hubungannya dengan pertemuanku dengan anak SMP ini? Kalau ada, huuff.. apakah hubungannya?

Lalu, apa pesan atau sinyal itu?

Hari ini, aku kembali menjalankan rutinitas jadwal les-ku. Hingga sore tiba dan aku harus bergegas pulang. Saat itu, angkutan umum berwarna abu-abu sedang sepi. Sedikit sekali yang lewat, dan sekalinya lewat, pasti penuh :(. Namun, Alhamdulillaah, aku berhasil mendapatkan satu angkutan yang - walau sudah penuh - aku diminta supir untuk duduk di depan saja. Namun sebelum aku naik dan membuka pintu depan. Pandanganku kembali tertuju pada seorang siswa putih biru yang duduk di ujung kursi, pas di samping pintu masuk angkot bagian belakang. Ya, anak itu lagi. Oh, Allah, sinyal apakah ini??
Tadi, pandangan kami sempat beradu. Dan dari pandangannya, bisa kutangkap sebuah kalimat yang menyatakan bahwa ia sudah mengenaliku. Ia tahu bahwa aku adalah si perempuan yang beberapa kali satu angkot dengannya, di waktu yang sama. Apalagi hari ini, aku menggunakan pakaian yang sama dengan yang kupakai saat bertemu dengannya di lain hari.
Aku naik ke depan, dengan pikiran tetap terfokus pada rangkaian skenario ini. Sambil terus memikirkan kira-kira apa maksud Allah membuat cerita seperti ini?
Ketika orang di sebelahku turun, otomatis aku yang memang kurang suka duduk di kursi depan, langsung turun dan pindah ke kursi belakang. Ketika aku masuk, jreeeeng, tepat di seberangku, ada seorang perempuan muda yang sedang memuntahkan sebagian isi perutnya ke dalam kresek hitam. Mohon maaf sekali lagi, ia mengingatkanku dengan pemuda yang seperti sakau tempo hari itu. Walaupun mungkin yang ini bukan sakau.
Perempuan ini menundukkan kepalanya terus menerus, tak pernah ia mengangkatnya. Kaos kakinya bolong di bagian jempol, dan ah.. aku tak mau menerka-nerka lagi. Aku takut meneruskan pikiranku, dan aku pun tak mau berpikir yang bukan-bukan tentang mengapa perempuan muda ini berlaku demikian di depan umum.
Pandanganku beralih ke siswa SMP itu. Ia tetap cuek seperti biasa, walau - aku tak tahu juga sih ya - mungkin ia sempat terheran juga dengan tingkah laku perempuan muda ini saat pertama kali masuk ke angkot. Siswa itu tetap anteng sabil memakan kwetiaw jajanannya.

Ketika aku turun dan hendak mengganti angkot, lagi-lagi aku berpikir. Ya Allah, ini keempat kalinya aku bertemu dengan anak itu, di tempat yang sama dan kisaran waktu yang sama. Dari ratusan pelajar di kota Bandung, yang mungkin sekolah di tempat yang sama dengannya dan pulang di waktu yang sama, dengan jurusan angkutan yang sama, aku yakin seharunya mungkin banyak yang akan kutemui sesering ini seperti ia. tapi mengapa cuma ia yang aku temui sampai empat kali, dan dua di antaranya dibarengi dengan peristiwa aneh dan agak menyeramkan - buat saya -.
***

Sampai titik ini, saya ingin bertanya pada sahabat-sahabat semua. Adakah sabat-sahabat yang memiliki pendapat tentang sepotong skenario hidupku ini? Mungkin aku lebay menanggapinya, tapi entahlah, aku tetap yakin bahwa ada suatu pesan dari serangkaian skenario ini, ada sebuah sinyal dari-Nya, yang aku belum tahu apa maksudnya.

So, anyone has an opinion about this?
Jazakumullaah khair.
semoga kita selalu bisa menjadi orang yang lebih peka terhadap semua sinyal-sinyal-Nya, Aamiin YRA.
Wallahu a'lam bish-shawaab.