Assalaamu’alaikum..
Sahabat, kali ini
insya Allah saya akan membahas tentang salah satu 7 karakter powerful Nabi
Muhammad SAW, seperti blog saya sebelumnya. Yup, masih dari sumber buku yang
sama, yaitu “Powerful Muhammad SAW, 7 sebab yang jarang diungkap dari pengaruh
luar biasa seorang Muhammad SAW” karya M. Sonny Sandhy.
Jika sebelumnya kita
membahas tentang menjadi pendengar yang baik, maka sifat yang akan dibahas kali
ini adalah bahwa Nabi Muhammad SAW selalu
memaafkan orang lain terlebih dahulu. Beliau tidak pernah menaruh dendam
pada orang yang menyakitinya.
Sebut saja pada
peristiwa Fathu Makkah. Dimana, saat itu kaum kafir Quraisy sudah ketakutan
akan pembalasan apa nih, yang kira-kira akan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tapi
ternyata, setibanya Nabi di Makkah, Nabi malah menyebarkan rahmat dan cinta
kasih kepada orang Mekkah yang selama ini memusuhinya dan ingin
menhancurkannya. Pada saat itu Rasulullah SAW memaafkan mereka semua seraya
berkata: “Siapa yang masuk ke dalam Masjidil Haram dia selamat. Dan siapa yang
masuk ke dalam rumah Abu Sufyan dia juga selamat.”
Hal serupa dapat
juga kita temui pada kisah penduduk Thaif. Ketika Nabi Muhammad SAW dilempari
batu oleh penduduk Thaif, Nabi hanya mengatakan, “Sesungguhnya mereka adalah
kaum yang tidak mengerti..”, dan ketika malaikat menawarkan untuk mengubur
penduduk Thaif dengan gunung, beliau menolak. Beliau malah mendoakan, “Semoga
akan lahir anak keturunan mereka yang menyembah Allah...”.
Nah, ternyata
memaafkan yang dicontohkan Nabi ini benar2 memiliki power yang luaar biasa dalam
hidup kita! Tak pandang manusia itu agamanya apa, bangsanya apa, sukunya apa.. Gak percaya? Let’s check this
out!
Sahabat-sahabat,
semalam baru saja saya menonton “Mario Teguh Golden Ways”. Di edisi kemarin,
pak Mario membawa tema “menjadi manusia bernilai”. Menjelang sesi akhir, beliau
menampilkan sebuah video.
Apa isi videonya?
Dikisahkan dalam
video tersebut, seorang lelaki yang mendapatkan hukuman penjara karena kasus
pembunuhan. Malam itu ia sedang mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.
Walhasil, ia menabrak dua orang perempuan hingga tewas. Akibat peristiwa
inilah, ia dihukum penjara selama 20 tahun. Kedua orangtua dari masing-masing
korban pun merasa puas karena menurutnya, hukum sudah berjalan dengan sangat
adil pada si lelaki. Namun, tiba-tiba kabar baik muncul. Sang lelaki dikabarkan
bahwa hukumannya dipotong sampai setengahnya! Ya, lama waktu hukumannya
berkurang menjadi 10 tahun saja. Tentu saja hal itu mengagetkan si lelaki,
walaupun tentu ia sangat senang mendengarnya. Lalu, siapakah gerangan yang
mengajukan pemotongan lama hukuman itu?
Tak lain tak bukan
adalah orangtua dari korban. Ajaib, Ibu anak itu berkata, “aku telah
memaafkannya.”
Jika kita hanya
mendengar satu kalimat itu, mungkin menurut kita itu biasa. Tapi lihat kemudian
alasan dan efek yang terjadi setelah ia memaafkan (kata-kata udah diedit, tapi
intinya sama):
“Awalnya memang
saya sangat marah dengannya. Tapi setelah saya pikir, menyimpan marah dan
dendam di hati ini tidak akan mengubah apa yang telah terjadi. Yang rugi adalah
diriku sendiri, karena seumur hidup sampai aku mati nanti yang tersisa hanyalah
perasaan benci, marah, yang sangat tidak nyaman. Malah setelah aku
memaafkannya, aku lega. Hidupku terasa nyaman, dan tak ada perasaan yang
tertahan.”
Dan tahukah kau
kawan? Kini, ibu korban dan si lelaki itu bekerja sama untuk mengisi
acara-acara seminar di sekolah. Seminar tentang apa? Seminar tentang ‘Bahaya
Mengendarai Mobil dalam Keadaan Mabuk’.
Si lelaki yang
telah dimaafkan merasa senang, dan ia kini benar-benar mengakui kesalahannya
dulu dan meminta maaf pada ibu korban. Sekarang, sejalan dengan ibu korban, ia
pun tak ingin ada kejadian serupa yang terulang. Itulah yang kemudian
memotivasinya untuk tetap mengisi seminar dari sekolah ke sekolah bersama sang
ibu korban. Subhaanallaah!
Yang awalnya saling
benci dan bermusuhan, kini berbalik menjadi kawan seperjuangan dalam
menyebarkan kebaikan!!!
Kawanku, ini
terjadi di barat sana. Saya memang tidak tahu beliau berdua Muslim atau bukan,
karena dalam video memang tidak ditunjukkan identitas agamanya. Namun, yang
bisa kita ambil adalah betapa sikap memaafkan
terlebih dahulu itu sungguh mulia, serta mempunyai power kebaikan yang sangaaat kuat baik untuk yang memaafkan atau
pun yang dimaafkan! Bayangkan, bayangkan, jika seluruh manusia di dunia ini
terbiasa bersikap seperti ini. Insya Allah, dunia akan damai sentausa. Dan satu
hal yang mendasar yang ditunjukkan dari bukti ini adalah, sikap memaafkan ini menunjukkan fitrahnya
manusia. Bahwa pada dasarnya manusia itu baik, tidak tahan dengan yang namanya
kejahatan. Maka normal sekali kalau orang yang saling bertengkar dan membenci,
pasti tidak akan tenang hidupnya. Karena di dalam lubuk hatinya, ia saaangat
tidak menginginkannya.
Yuk, mari belajar
jujur terhadap diri sendiri, bahwa kita tak bisa hidup dengan penuh kebencian :). Mari
sama-sama belajar saling memaafkan demi terciptanya kehidupan yang damai, insya
Allah :)
Wallaahu a’lam
bish-shawaab.
Wassalaamu’alaikum.
"Act what you can act, Allah will do the rest!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar