Minggu, 11 Agustus 2013

The Power of Forgiveness – Dulu dan Sekarang


Assalaamu’alaikum..
Sahabat, kali ini insya Allah saya akan membahas tentang salah satu 7 karakter powerful Nabi Muhammad SAW, seperti blog saya sebelumnya. Yup, masih dari sumber buku yang sama, yaitu “Powerful Muhammad SAW, 7 sebab yang jarang diungkap dari pengaruh luar biasa seorang Muhammad SAW” karya M. Sonny Sandhy.

Jika sebelumnya kita membahas tentang menjadi pendengar yang baik, maka sifat yang akan dibahas kali ini adalah bahwa Nabi Muhammad SAW selalu memaafkan orang lain terlebih dahulu. Beliau tidak pernah menaruh dendam pada orang yang menyakitinya.
Sebut saja pada peristiwa Fathu Makkah. Dimana, saat itu kaum kafir Quraisy sudah ketakutan akan pembalasan apa nih, yang kira-kira akan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Tapi ternyata, setibanya Nabi di Makkah, Nabi malah menyebarkan rahmat dan cinta kasih kepada orang Mekkah yang selama ini memusuhinya dan ingin menhancurkannya. Pada saat itu Rasulullah SAW memaafkan mereka semua seraya berkata: “Siapa yang masuk ke dalam Masjidil Haram dia selamat. Dan siapa yang masuk ke dalam rumah Abu Sufyan dia juga selamat.”

Hal serupa dapat juga kita temui pada kisah penduduk Thaif. Ketika Nabi Muhammad SAW dilempari batu oleh penduduk Thaif, Nabi hanya mengatakan, “Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti..”, dan ketika malaikat menawarkan untuk mengubur penduduk Thaif dengan gunung, beliau menolak. Beliau malah mendoakan, “Semoga akan lahir anak keturunan mereka yang menyembah Allah...”.
Nah, ternyata memaafkan yang dicontohkan Nabi ini benar2 memiliki power yang luaar biasa dalam hidup kita! Tak pandang manusia itu agamanya apa, bangsanya apa, sukunya apa.. Gak percaya? Let’s check this out!

Sahabat-sahabat, semalam baru saja saya menonton “Mario Teguh Golden Ways”. Di edisi kemarin, pak Mario membawa tema “menjadi manusia bernilai”. Menjelang sesi akhir, beliau menampilkan sebuah video. 

Apa isi videonya?
Dikisahkan dalam video tersebut, seorang lelaki yang mendapatkan hukuman penjara karena kasus pembunuhan. Malam itu ia sedang mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Walhasil, ia menabrak dua orang perempuan hingga tewas. Akibat peristiwa inilah, ia dihukum penjara selama 20 tahun. Kedua orangtua dari masing-masing korban pun merasa puas karena menurutnya, hukum sudah berjalan dengan sangat adil pada si lelaki. Namun, tiba-tiba kabar baik muncul. Sang lelaki dikabarkan bahwa hukumannya dipotong sampai setengahnya! Ya, lama waktu hukumannya berkurang menjadi 10 tahun saja. Tentu saja hal itu mengagetkan si lelaki, walaupun tentu ia sangat senang mendengarnya. Lalu, siapakah gerangan yang mengajukan pemotongan lama hukuman itu?

Tak lain tak bukan adalah orangtua dari korban. Ajaib, Ibu anak itu berkata, “aku telah memaafkannya.”
Jika kita hanya mendengar satu kalimat itu, mungkin menurut kita itu biasa. Tapi lihat kemudian alasan dan efek yang terjadi setelah ia memaafkan (kata-kata udah diedit, tapi intinya sama):
“Awalnya memang saya sangat marah dengannya. Tapi setelah saya pikir, menyimpan marah dan dendam di hati ini tidak akan mengubah apa yang telah terjadi. Yang rugi adalah diriku sendiri, karena seumur hidup sampai aku mati nanti yang tersisa hanyalah perasaan benci, marah, yang sangat tidak nyaman. Malah setelah aku memaafkannya, aku lega. Hidupku terasa nyaman, dan tak ada perasaan yang tertahan.”

Dan tahukah kau kawan? Kini, ibu korban dan si lelaki itu bekerja sama untuk mengisi acara-acara seminar di sekolah. Seminar tentang apa? Seminar tentang ‘Bahaya Mengendarai Mobil dalam Keadaan Mabuk’.
Si lelaki yang telah dimaafkan merasa senang, dan ia kini benar-benar mengakui kesalahannya dulu dan meminta maaf pada ibu korban. Sekarang, sejalan dengan ibu korban, ia pun tak ingin ada kejadian serupa yang terulang. Itulah yang kemudian memotivasinya untuk tetap mengisi seminar dari sekolah ke sekolah bersama sang ibu korban. Subhaanallaah!
Yang awalnya saling benci dan bermusuhan, kini berbalik menjadi kawan seperjuangan dalam menyebarkan kebaikan!!!

Kawanku, ini terjadi di barat sana. Saya memang tidak tahu beliau berdua Muslim atau bukan, karena dalam video memang tidak ditunjukkan identitas agamanya. Namun, yang bisa kita ambil adalah betapa sikap memaafkan terlebih dahulu itu sungguh mulia, serta mempunyai power kebaikan yang sangaaat kuat baik untuk yang memaafkan atau pun yang dimaafkan! Bayangkan, bayangkan, jika seluruh manusia di dunia ini terbiasa bersikap seperti ini. Insya Allah, dunia akan damai sentausa. Dan satu hal yang mendasar yang ditunjukkan dari bukti ini adalah, sikap memaafkan ini menunjukkan fitrahnya manusia. Bahwa pada dasarnya manusia itu baik, tidak tahan dengan yang namanya kejahatan. Maka normal sekali kalau orang yang saling bertengkar dan membenci, pasti tidak akan tenang hidupnya. Karena di dalam lubuk hatinya, ia saaangat tidak menginginkannya.

Yuk, mari belajar jujur terhadap diri sendiri, bahwa kita tak bisa hidup dengan penuh kebencian :). Mari sama-sama belajar saling memaafkan demi terciptanya kehidupan yang damai, insya Allah :)
Wallaahu a’lam bish-shawaab.
Wassalaamu’alaikum.
"Act what you can act, Allah will do the rest!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar