Sabtu, 12 Oktober 2013

Salah Belajar, Batu Loncatan untuk Sang Pembelajar :)

"Ketika ujian tiba, saat kita sudah membekali otak kita dengan bahan ujian, tiba-tiba saat kertas dibuka, DUAAAR..!  Soal yang keluar sama sekali bukan bahan yang kita pelajari. Ffuuh, gimana ini??"

Sahabat, pernahkah mengalami kejadian seperti kisah singkat di atas? Hehe, ternyata ada loh. Sebut saja si X. Nah, si X ini baru saja mengalami itu minggu kemarin.
Hari itu, diadakan kuis salah satu mata kuliah di jurusan X. Entah memang X dan teman-teman yang salah tangkap informasi dari Ibu Dosen, atau memang Ibu Dosen yang sengaja ingin memberi 'surprise' pada mereka dengan memilihkan sendiri submateri apa yang akan diujikan.

Jadi, yang mereka tahu itu hari ini akan ada kuis. Ya, kuis, dengan maksud mempersiapkan kita untuk UTS yang akan diadakan dua minggu lagi. Lalu bahan kuisnya darimana saja? Tentunya, dari bahan-bahan kuliah sejak awal hingga pertemuan terakhir sebelum kuis, bukan? Itulah yang mereka-atau mungkin X saja...?- tangkap. Otomatis, mereka-kalau ini memang benar, mereka semua, bukan si X saja-belajar materi kuis dari bahan kuliah pertama sampai pertemuan terakhir. Wah, sudah pasti bahan yang mereka pelajari banyak sekali. Mulai dari teori/hafalan, hitungan, dan lain sebagainya.

Namun, begitu soal dibagikan, ternyata yang keluar hanya satu soal, dan itu berasal dari satu sub mata kuliah saja. Dan yang lebih parahnya, soal yang keluar cuma satu soal dan itu adalah soal hitungan!!, ada sih di akhirnya, satu soal teori yang ditambahkan dan masih berhubungan dengan soal hitungan yang diberikan.

Jdeeer! Semua kaget! Ini kan materi-materi akhir, dan materi-materi yang dibahas di awal bahkan sama sekali gak keluar. Teori-teori yang lain pun banyak yang gak keluar. Dan yang lebih parahnya, X belum sampai belajar hingga soal hitungan ini :'( Hiks. #nahlo #salahsendiri.
Yang pasti saat waktu pengerjaan kuis dimulai, X tidak langsung mengerjakannya, melainkan tertawa dalam hati sambil mengomentari, "Ya ampuun, aku gak tahu apa-apa tentang iniii-yang soal hitungan-. gimana mau ngerjainnyaa?". Kalau teori Alhamdulillaah, X cukup tahu dan sudah mempelajari, walaupun mungkin memang belum mendalami. Walhasil, X sempat diam dulu di awal, menggoyang-goyangkan pensil sambil menatap kertas soal dalam diam. Dalam hati, X beristighfar menyesali ketidaksiapan X di kuis kali ini....

Terus X ngerjain gak?
Ya tentu saja X mengerjakannya, semampunya. Hehe.

Terus, adakah hikmah  di balik semua kisah ini?
Tentu ada :). Let's check it out.
Inilah yang kemudian X coba renungkan, sebelum akhirnya X bisa mengerjakan soal kuis dengan hati yang lega.

"1. Ini memang salahku. Salahku tidak mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, hingga ada materi (soal hitungan) tadi yang belum sempat aku pelajari. Padahal sebenarnya itu termasik materi penting dalam kuliah ini. Oke, ini salahku pokoknya. Harus diperbaiki. Mungkin ini teguran dari Allah.
2. Mungkin ada faktor X lain yang menyebabkan soal yang keluar dalam kuis adalah bukan soal yang sudah aku pelajari :) Istighfar."

Oke, mungkin itu masuk ke instropeksi. Lalu adakah hikmah lainnya?
Tentu, ada dongs.

"3. Jika memang kejadiannya seperti ini, yaitu aku salah mempelajari materi yang kurang tepat dengan soal ujian-selain memang kesalahan pribadi-akankah ini menjadi suatu hal yang sia2 belaka? sia2 dan gak guna? Ah, Tidak! Aku yakin, apa yang sudahku pelajari kemarin, walaupun ternyata tidak keluar di kuis ini, aku yakiiin, ilmu tersebut pasti akan berguna. Entah kapan. Entah saat momen apa. Yang pasti, satu yang insya Allah pasti adalah, di saat UTS minggu depan nanti, ilmu itu pasti terpakai. Hm, karena di UTS nanti soalnya insya Allah bakal mencakup materi yang lebih luas daripada kuis ini."

Naaah, dari situ X bersyukur, Alhamdulillaah, mungkin ini dapat menjadi salah satu persiapan untuk menghadapi UTS nanti. Ya, persiapan bahwa X sudah mempelajari materi-materi awal tersebut, yang nantinya bisa meringankan X ketika belajar kembali untuk menghadapi UTS yang sebenarnya. Jadi X tidak perlu belajar lebih berat sebelum UTS, karena sudah dicicil lebih dulu, hehe.

Setelah merenungkan hal-hal tersebut, X bersyukur dan menjadi lebih lega. Akhirnya, X pun bisa tersenyum kembali dan mulai mengerjakan kuis ini sebisa yang X bisa. Bukan berarti X menghiraukan kesalahannya dalam UTS ini. Tentu kesalahan tersebut menjadi instropeksi buat X ke depannya, tapi bukan berarti kesalahan tersebut lantas membuat X drop dan saking marahnya sama diri sendiri malah memutuskan untuk menangis dan tidak mengerjakan kuis tersebut. Lebih parahnya kalau sampai penyesalan itu malah menutup pikiran X untuk bersyukur atas pesan hikmah yang terkandung di balik kejadian ini :).

Apapun hasilnya, insya Allah, ada nilai pembelajaran yang sangat berharga buat X, dan kita semua yang membaca kisah ini. Yaitu instropeksi diri, agar lain kali apapun jenis ujian itu, kita harus mempersiapkan diri dengan baik, karena kita tak pernah tahu soal apa yang akan dikeluarkan oleh sang dosen dalam ujian2nya.
:)
Begitupun halnya dengan ujian kehidupan dari Sang Maha Penyayang, Sang Pencipta kita. Kita tak tahu kan, ujian apa yang akan Allah berikan pada kita dalam hidup ini? Oleh karena itu, sudah seharusnya kita terus menempa diri kita dan menyiapkan diri kita agar ketika ujian itu datang mehnyapa, kita kuat dan siap menghadapinya. Dengan bekal itu, mudaah-mudahan kita bisa LULUS dari ujian itu dan menjadi manusia yang kualitas imannya selalu meningkat, Aamiin.

Sip, mungkin segini dulu pesan hikmah yang ingin saya share ke sahabat-sahabat di kesempatan kali ini. Semoga kita semua bisa terus menjadi pribadi pembelajar yang tak kenal lelah untuk menemukan hikmah-hikmah yang tersebar di sekitar kita.

Percayalah, di setiap kejadian yang terjadi di sekeliling kita, pasti ada hikmahnya, pasti ada hikmahnya. Pasti ada maksud tertentu dari-Nya, untuk menjadikan kita makhluk yang lebih baik lagi. Insya Allah.

Yang benar dari Allah, yang salah dari saya. Wallahu a'lam.
Wassalaamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar