Minggu, 27 November 2011

What I Get About Pharmacy? 4 - Tentang Karotenoid

(sumber di bawah)
Karotenoid merupakan salah satu contoh senyawa metabolit sekunder dari jenis terpenoid. Karotenoid adalah kelompok pigmen alami yang berwarna merah, orange atau kuning dan larut dalam lipid. Senyawa ini telah banyak digunakan sebagai pewarna alami makanan dan kosmetik, selain itu juga dikenal sebagai komponen penting pada pertumbuhan tanaman dan fotosintesis, serta sebagai sumber vitamin A pada manusia. Karotenoid terdapat dalam berbagai buah berwarna seperti pepaya, pisang, tomat, cabe merah, mangga, wortel, ubi jalar dan pada beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton karotenoid diproduksi setiap tahun di alam (Medplant.nmsu.edu).
Solanaceae merupakan suatu famili yang mencakup sayur-sayuran dan tumbuh baik di daerah tropik. Salah satu genusnya adalah Capsicum dan terdiri dari Capsicum annum, Capsicum frustescens, Capsicum baccatum, Capsicum chinense, dan Capsicum pubescens. Capsicum merupakan tanaman seperti semak menahun yang menghasilkan buah yang sangat pedas, tanaman ini sesuai untuk kondisi dataran rendah. Masyarakat telah lama memanfaatkan tumbuhan genus ini untuk pewarna alami pada makanan, rempah-rempah, dan obat tradisional. Karena manfaat tersebut, maka tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan ekonomi yang penting (www.callantiles.com).
Capsicum annum (cabe merah) dan Capsicum frustescens (cabe rawit) merupakan salah satu sumber pigmen karotenoid yang baik. Penelitian tentang komposisi karotenoid pada Capsicum annum, yaitu pada cabe merah (paprika merah) sudah lama dilakukan, penelitian pertama mengenai distribusi karotenoid dari paprika merah dari varitas lycopersiciforme rubrum secara kualitatif dan kuantitatif oleh von Cholnoky (1927), menghasilkan senyawa karotenoid merah (capsantin, capsorubin dan criptosantin). Senyawa-senyawa itu terbentuk dari karotenoid 5,6-epoksi (anterasantin, violasantin dan criptosantin 5,6-epoksida). Sedangkan pada cabe kuning (paprika kuning) dari varitas lycopersiciforme flavum juga ditemukan banyak senyawa karotenoid 5,6-epoksi, tetapi senyawa-senyawa ini tidak dimasukkan dalam karotenoid merah. Penelitian yang dilakukan oleh Jozsef Deli pada tahun 1990an di Hungaria ini bertujuan untuk mempelajari perubahan karotenoid secara kuantitatif dari varitas paprika yang berbeda (C.annum var. lycopersiciforme flavum; C.annum var. longum nigrum; C.annum var. longum ceratoides; dan C.annum var. abreviatum pendens). Hal ini dilakukan untuk menghubungkan jalur biosintesis karotenoid dari paprika kuning dengan karotenoid pada paprika merah (Deli, 2001). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dietmar dan Ameneh di Jerman (tahun 2001) pada bermacam-macam sayuran dan buah-buahan, diantaranya pada C. annum dan C. frustescens, telah berhasil mendapatkan berbagai zat warna santofil seperti zeasantin, violasatin, criptosantin, capsantin dan lutein (Breithaupt, 2001).
Secara kemotaksonomi, adanya kandungan senyawa kimia yang sama dari beberapa tumbuhan akan mempertemukan kelompok tumbuhan itu dalam satu taksonomi. Kandungan senyawa kimia pada tumbuhan dalam satu famili atau satu genus, kemungkinan besar memiliki beberapa kesamaan, hanya saja intensitasnya bisa berbeda tergantung dari tantangan alam yang dihadapi oleh spesies tersebut. Dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah cabe rawit merah yang tumbuh di Probolinggo, Jawa Timur. Berdasarkan teori ini, timbul suatu permasalahan yaitu senyawa zat warna apa saja yang terkandung dalam buah cabe rawit merah (Capsicum frustescens), apakah sama dengan senyawa yang ditemukan pada buah cabe merah (Capsicum annum) hasil penelitian-penelitian terdahulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar